Senin, 08 Juli 2013

Silent

I still can't get over this.
I wish I can sleep well without thingking how bad the reality is.
I'm screaming inside my head,my heart. 
My whole body is screaming without make any sound.
Silent scream.

I'm perfectly upset about my self
Soo soo upset about everything.
 
Are we gonna start living our dream 

or 


are we gonna keep dreaming? 

Minggu, 07 Juli 2013

PULPEN (pt:2)

Pulpen pertama!!! 
Woah... I never though writting could be soo hard. But here it is :D maaf banget kalo msh kaku atau bagaimana ya.


Pulpen kali ini diilhami dari sebuah karya legend dari dunia dangdut berjudul "Jatuh bangun" Karya Meggy-Z



***

Bandung,17 Januari 2003

Bandung malam tidak pernah sedingin ini sebelumnya,atau mungkin hanya perasaan aku saja?
Kita sudah berdiam diri dan tidak saling berbicara semenjak kita duduk disini,sekitar 30 menit yang lalu.
Di cafe ini,sebuah cafe kecil di pojokan jalan,tempat dimana kita bertemu pertama kali.
Dan mungkin yang terakhir.

lantunan lagu dangdut dari pedagang kaki 5 di pinggir jalan terdengar samar-samar kedalam cafe ini.
"Jatuh bangun akuuu mengejarrrmuuu..... namun dirimu tak mau meeengertiiii"

aku tersenyum kecil mendengar lagu itu

aku memecah kesunyian ini dengan sebuah pertanyaan mati yang akan menentukan takdir kita kedepan.
"km jadi kuliah di amrik jess?" tanyaku sambil meneguk coklat panas yang aku pesan

"iya,aku pindah minggu depan Le" Jessa terdiam melihat reaksi ku. "Is that all you want to say?"

"nggak."

"terus?"
aku diam,aku tidak tau harus berkata apa yang aku tau hanya aku akan berada sangat jauh dari wanita dengan mata terindah yang pernah aku lihat. Mata coklat terang.

"kita ldr?"

"if you want to"

"aku gabisa jes" aku menatapnya kembali. Seketika ia memalingkan wajah nya  ketika aku mengucapkan kata tersebut, menahan air mata yang akan keluar dari wajahnya.
hening lagi. Mungkin perang dingin lebih dingin daripada ini dulu,tapi aku rasa inilah perang dingin paling menyiksa seumur hidupku. Antara kamu dan aku dan dinginnya Bandung malam itu.
Aku menyodorkannya sapu tangan ku,dia menggambilnya dengan segera dan menyeka air mata yang sudah menggenang di kantong matanya.

"I guess it's a goodbye then?" Suara lembutnya bercampur dengan tarikan napas panjang menahan tangisan menjadi satu ketika mengucapkan kalimat menyedihkan itu. Kalimat yang semua pasangan mungkin tidak akan sanggup untuk menahan air matanya bercucuran.

"I hope not. But I will say yes" aku menatapnya. Dia memakai tshirt kesukaannya malam ini, dengan motif bunga bunga pastel,celana jeans putih dan jaket jeans favoritenya. Rambutnya yang panjang dengan ikal di ujungnya terurai dengan indah. Aku tidak mau menyesal dengan tidak melihat keindahannya malam ini. Karena mungkin ini malam terakhir dimana kita akan bertemu. Sebelum jarak memisahkan kita.

"aku ngejar kamu mati-matian jes,kamu ninggalin aku gini aja?"

"AKU JUGA GAMAU LE,emang kamu pikir aku mau jauh dari kamu? nggak Le. emang kamu pikir aku mau ldr? nggak Le nggak" ia menekuk kakinya keatas kursi dan membenamkan wajahnya diantara kakinya.
hening lagi.

Otak ku sekarang pergi ke masa lalu dimana perasaan ini belum se abstrak sekarang. Dimana aku masih 'suka' belum 'cinta' atau 'sayang'. Aku sedikit menyesal kenapa aku harus mencicipi rasa 'cinta' dan 'sayang' dari seseorang se indah dia. Aku tau,pasti butuh tenaga ekstra untuk melupakannya. Butuh berbagai macam obat dengan kandungan paracetamol yang banyak sehingga aku mungkin tertidur dengan lelap dan berharap tidak akan terbangun ke dunia nyata,karena di dalam mimpi semuanya jauh lebih indah.

"Kamu inget nggak sebelum kita jadian,kamu masih sama mantan kamu. Kamu di tinggal di pinggir tol karena kamu berantem sama dia terus aku jemput?" ia diam

"inget gimana aku dihajar sama dia sampe dirawat terus gabisa ngomong 3 minggu, karena dia tau aku jemput kamu di tol?" ia diam

"terus inget ga waktu Tiyo cerita ke kamu kalo..."

"ssshhh...stop le,aku tau kok. kamu terlalu banyak berkorban buat aku. Tapi aku gapernah mau ngerti kamu." klasik.


"kamu tau ga? ini rasanya kaya aku bkn udah bikin lubang gede di hati aku buat kamu terus aku jatoh sendiri ke dalam lubang tersebut karena ulah aku sendiri"

Aku mengahiri percakapan dan pergi. Pergi menjauh dari dinginnya Bandung malam itu.



***


"jatuh bangunn aku mengejaaaaaaaarrmuuu" lagu dangut terdengar sayup-sayup dari garasi rumahku. Pasti itu Mang Rido satpam rumahku. Lagu itu mengingatkan aku tentang apa yang terjadi 10 tahun lalu pada hari ini. Ya,peristiwa di cafe pada malam itu tidak akan pernah aku lupa seumur hidupku.

Aku duduk di depan meja kerja ku malam ini ketika aku tidak sengaja meng-klik sebuah website blog.
Aku tersenyum,mungkin ini insyarat tuhan untuk aku menyapa sedikit kenangan aku dulu agar aku mensyukuri apa yang telah ia berikan sekarang. Aku akan menulis tentangnya malam ini.

Jari jemari ku mulai menekan satu per satu tombol di keyboard dan mulai membentuk kalimat-kalimat untuknya...



"Jatuh bangun aku mengejarmu,namun dirimu tak mau mengerti...." ya.. ya ya aku mengerti sekali perasaan itu. Perasaan memendam rasa didalam hati dan pikiran. 
Tidak cukup kah kamu hanya menghiasi hatiku saja dan bukan pikiran?
Taukah kamu bahwa kamu telah mengusir hari-hariku yang hampa dan menggantikannya dengan bayangan-bayangan senyuman mu?
taukah kamu kadang aku menyesali bahwa aku membiarkan mu menyakiti ku terlalu dalam dengan tatapan mu?
taukah kamu berapa banyak sakit hati yang aku lalui?
kenapa aku harus bertemu kamu kalau memang tuhan memutuskan untuk mengusir kamu dari hidupku?
aku tau...
mungkin tuhan punya beribu alasan kenapa ia membuatnya begitu.
salah satunya mungkin karena tuhan mengirimkan malaikat kedalam lubang itu untuk menemani hari-hari aku selanjutnya dan bukan kamu...

***